17 Sep 2007

Film Baru Saya


Dari "13 tahun Berjalan"
sampai "Menggiring Angin"


"Sebutan Sekolah Luar Biasa, adalah salah satu bentuk diskriminasi yang kami rasakan !" Demikian Wuri Handayani berujar dalam film "13 tahun Berjalan".

Seorang Wuri Handayani, asal Surabaya, mencoba terus menerus mempertanyakan dan memperjuangkan penyandang catat, apapun. Lantaran, mereka tidak pernah mempunyai hak, memperoleh akses pada apa yang kalangan penderita cacat rasakan.

Saya juga baru saja menyelesaikan film "Menggiring Angin", kisah seorang istri polisi yang menuntut suaminya lantaran ia mengalami kekerasan, teror dan intimidasi .

"Menggiring Angin", dan "13 tahun Berjalan ", adalah film pesanan Komnas Ham yang saya selesai kerjakan tahun ini.

Beberapa teman ketika menonton film ini, langsung mengaku tertarik untuk men-screening ! Ya memang men-screening film adalah hal yang menakjubkan dan siapapun ingin melakukannya. Dan sedang giat-giatnya dilakukan oleh teman-teman kita dimanapun. Bukan-kah demikian ?

13 Sep 2007

4th Con Can Film Festival Tokyo 2007











22 September

Kata orang, menunggu itu menjemukan. Mungkin, lebih kurangnya juga mendebarkan. Lantaran, film "Renita, Renita", akan mulai dinilai oleh dewan juri bersama15 film lainnya yang secara kategori dicampur. Baik itu fiksi pendek, animasi dan dokumenter.
Menunggu hasil tanggal 22 September ini, sungguh sangat menegangkan. Marilah berdoa...

Sebab, beberapa film berkualitas sungguh menantang pencapaian sinematik dan tutur dramatiknya.

Renita di International Competition DOCNZ 2007







Renita Renita dan 16 Kompetitor di DOCNZ 2007


Renita Renita, akhirnya harus bersaing dengan 16 film dokumenter lainn di kategori " International Competition " DOCNZ 2007.

Keenam belas film itu antara lain 11th Hour (USA), Civil Status (Rusia), Description of Memory (Israel), Freeheld (USA), The Important of Being (Denmark), Jerusalem is Proud to Present (Israel), Street Expo (USA), Kneedeep (The Netherland), Lost in Liberia (Rusia), My Daughter Terrorist (Norway), Time of Clouser (Swiss), Tera Incognita (USA), Witternoon (Australia), Time to Forget (Libanon), Please Vote for Me (South Africa) dan The Old Stores (Israel).

2 Sep 2007

In The Shadow of The Flag


Jalan Panjang Film Pesanan

Bulan November 2006, saya dihubungi Jane McGrory, dari Progressio UK. Saya diminta untuk membuat sebuah film, tentang Timor Leste.

Idenya tentang, potret paling baru dari masyarakat Timor Leste, setelah kemerdekaan mereka. Ada banyak hal unik yang saya peroleh di lapangan. Yakni, bahwa kemerdekaan tidaklah mudah diraih, seperti halnya juga tidak mudah untuk mengisinya. Pengangguran yang mem-bola salju, konflik yang tidak berkesudahan, hingga pretensi banyak negara internasional yang mengambil bagian dalam negeri kecil berpenduduk 1 juta jiwa itu.

Saya mencoba mengerjakannya. Seperti halnya banyak pembuat film mengedepankan sikap profesional mereka. Shotingnya sendiri hanya 14 hari, saya berangkat dengan Barly Juan Fibriadi, pada bulan Februari lalu. Dan film ini saya beri judul In The Shadow of the Flag. Entah tafsirnya apa dari banyak orang, tentu akan beragam dari judulnya saja.

Ternyata, pengalamannya menjadi sama. Bahwa mencapai kesepakatan pada satu titik yang melegakan antara pembuat dan pendana, terasa sulit untuk dicapai. Ini yang sering terjadi. Merasakan kepuasan pada titik yang sama, agaknya terasa sulit. Progressio mempunyai masukan yang konstruktif. Sementara saya sebagai pembuat, juga harus mengemas film dalam bahasa standar, harus estetik filmis.

Bahwa film, tidak selamanya introduksi statemen yang melesat dari mesin setiap detik. Bahwa film harus mampu dikemas dalam struktur bahasa filmis, yang memang tidak akan terasa membosankan. Saya mencoba untuk memaknai setiap proses. Membuat film untuk hidup, dan membuat film untuk hobi, dua hal yang tidak bisa disamakan.

Ini yang tengah saya alami. Pengalaman ini mungkin sama dengan teman-teman pembuat dokumenter lain.

1 Sep 2007

Renita Journey (2)

Mencoba Riset

Pengalamannya, adalah tidak mudah untuk melakukan riset. Demikian, kata pembuat film dokumenter itu. Mungkin benar. Atau selamanya, tidak juga benar, pikir saya !

Selama tiga hari saya riset Renita. Kami hanya ngobrol. Tapi riset yang serius, karena kali ini saya membawa kamera untuk merekan. Ketika saya datang, Renita tidak sendirian. Ia ada temannya, ternyata. Bernama, Linda ! Seperti Renita, namun ia masih muda.

Sepanjang hari saya hanya menunggu. Ternyata banyak elemen menarik. Dialog-dialog kecil, tentang asmara, politik, kekosongan geografi Indonesia dan debat kusir Renita dan Linda justru menginspirasi saya.

Saya beruntung. Merekamnya dalam kaset. Membawanya pulang. Sesekali melihatnya.
Dani Cublux, editor yang membantu saya, takjub ! Saya jelaskan, ini baru materi riset.
Riset ternyata menginspirasi. Soal kesulitan riset, mari kita bertanya pada para pembuat film dokumenter. Demikiankah ?

IN PRODUCTION

Tsunami : Gift of Life
Sam Pek Engtai ( Kasih Tak Sampai )

Renita's Journey : Mangga Golek
Merdeka atoe Mati !
Operasi Subyektivitas

My Film

  • GERABAH PLASTIK (2002), ROEDJITO (2003), HELP SPECIES DYING (2003), THE DREAM LAND (2003), I LOST MY FOREST IN ONE MINUTES (2004), THE LAST FOREST (2004), I WILL (2004), HANNA RAMBE (2004), MOTHE'S TEARS (2004), SERAMBI (2005), OUR BELOVED MOTHER (2005), HUMAN TRAFFICKING (2006), RENITA RENITA (2006), IN SHADOW OF THE FLAG (2007), SAM PEK ENGTAI (Kasih Tak Sampai- in production)

Mengenai Saya

Klaten - Jakarta pulang-pergi, Indonesia
Saya film director, fasilitator workshop film dan penulis.