30 Okt 2007

Dokumenter ber-sastra

NGO atau teks-sastra ?

Pembuat film dokumenter itu, konon, hidupnya dari membuat film pesanan. Terutama film film NGO. Mungkin demikian. Tepatnya, pembuat film dokumenter senantiasa hidup dari film-film pesanan.

Satu hal yang seringkali berbenturan adalah, film itu pada akhirnya kehilangan ruang estetikanya. Ketika film senantiasa patuh pada ide-ide advokatif, maka ia terasa kering kreativitas. Ibarat buku, tak ubahnya buku instruksional. Bukan sebuah teks kreatif, yang bisa melakukan penjelajahan bagi terbukanya ruang resepsi kognitif dan estetik.

Pada akhirnya, pembuat film dokumenter akan mengkalkulasi. Macam apa film yang berhasil dikerjakannya. Film telah kehilangan ketrapilan dalam memainkan perannya. Film tak lagi menjadi sebuah teks yang enak ditonton.

Fakta film film NGO semacam ini.

29 Okt 2007

Film Baru

Apa yang baru !

Seorang teman sms saya, bunyinya : "mas Menggiring Angin itu film tentang apa ?"
dengan bercanda saya jawab : "itu film tentang orang masuk angin, dan bagaimana mengeluarkan angin !"

Sebuah pertanyaan yang membuat saya kaget. Ya menjadi bertanya. Ternyata ada orang yang peduli dengan apa yang terus menerus saya kerjakan : sendiri, di pinggir sawah rumah saya. Tentu, menggembirakan. Ternyata keingintahuan akan produktivitas kreatif, masih tinggi. Bahkan keingintahuan itu harus saya punyai. Apa yang tengah dikerjakan teman-teman pembuat dokumenter.

Apa yang baru. Tak ubahnya kita mencoba ingin menemukan sebuah ruang pencapaian yang berbeda. Berbeda, beda yang pembuat sendiri tentunya sadar akan kekuatan film itu. Pada orang lain, saya terkadang melihat bahwa kebanyakan film dokumenter kita masih berdiri dengan wajah LSM yang memesannya. Harus demikian. Menjadi anak yang baik jika kita mengerjakan film untuk klien. Namun keinginan untuk mencoba lain, tetap haruis saya pelihara.

Shootreport

Mangga Golek

apa yang anda bayangkan jika setiap hari harus melihat 'transeksual' dengan segenap aspek kegiatannya ?
saya memang telah memulai membuat shoot report 77 kaset Renita mudik.
melelahkan, namun membuat penasaran.
kenapa ?

saya ingin sekali segera mengetahui gambar dan suara-suara apa saja yang telah terekam dengan clear secara suara, menawan secara gambar. saya menyadari keterbatasan saya. ada kemampuan teknis yang minim, sekaligus menjadi sebuah bahan pembelajaran : bagaimana sulitnya menjadi kamera person.

butuh kesabaran, ternyata, jika anda ingin dapat perisitiwa yang kuat
selama 1 bulan saya baru menyelesaikan shootreport 10 kaset
bagi saya ini melelahkan, tak apalah

peristiwa peristiwa mulai saya seleksi, dengan pertimbangan teknis dan kemampuan konflik yang ada di dalamnya
ini butuh waktu, kehati-hatian nampaknya

23 Okt 2007

Renita's Journey

Mangga Golek

Saya lega. Jelas. Pasti ! Kenapa ?
Saya baru saja menyelesaikan film baru tentang sosok Renita. Renita pulang kampung, mudik. Ke Donggala, tepatnya. Desa Pulu. Lebih dari 40km dari kota Donggala, Pulu menjadi desa terpencil : dengan keunikannya sebagai desa miskin, namun subur.

Perjalanan, saya tempuh dengan kapal laut. Berlayar dari Tanjung Priok, Surabaya, Balikpapan, dan Palu. Cukup melelahkan memang. Lantas, apa yang saya dapatkan ? Ternyata ada banyak hal. Banyak keunikan yang terekam. Saya berangkat hanya berdua, dengan Siwi yang membantu mengangkat tripod. Maaf, dengan biaya kecil, saya tidak mungkin meminta tolong seorang kameramen profesional, dengan lama shooting 21 hari lebi. Mau dibayar dengan apa. Kilahnya, dengan dana minim, saya mencoba untuk survive. Minta sponsor. Tapi bukan uang. Seorang Shanty Harmayn dengan baik hati, lembut dan bijaksana merelakan kamera PD 170 untuk memproduksi film ini.

ada keyakinan. Ini bukan rezim gambar. Ini rezim cerita. Rezim peristiwa. Ini apologi untuk menutupi ketidakmampuan saya dalam memegang kamera, plus dihimpit oleh dana yang terbatas. Bukankah demikian ?

Namun, saya telah merekam Renita yang unik itu dalam 77 kaset MiniDV.
Selesai melakukan perjalanan dengan Renita, saya kembali harus bekerja untuk membuat shootreport dari 77 kaset itu.

Mangga Golek, Tulenda, atau Renita's Journey ini alternatif judul yang mengganggu saya.
yang pasti, cukup melegakan, dan 2009 adalah target-nya !


IN PRODUCTION

Tsunami : Gift of Life
Sam Pek Engtai ( Kasih Tak Sampai )

Renita's Journey : Mangga Golek
Merdeka atoe Mati !
Operasi Subyektivitas

My Film

  • GERABAH PLASTIK (2002), ROEDJITO (2003), HELP SPECIES DYING (2003), THE DREAM LAND (2003), I LOST MY FOREST IN ONE MINUTES (2004), THE LAST FOREST (2004), I WILL (2004), HANNA RAMBE (2004), MOTHE'S TEARS (2004), SERAMBI (2005), OUR BELOVED MOTHER (2005), HUMAN TRAFFICKING (2006), RENITA RENITA (2006), IN SHADOW OF THE FLAG (2007), SAM PEK ENGTAI (Kasih Tak Sampai- in production)

Mengenai Saya

Klaten - Jakarta pulang-pergi, Indonesia
Saya film director, fasilitator workshop film dan penulis.