122 orang.
Apakah ini berkah dari baliho baliho besar 7 x 12 meter yang menjulang di titik titik pusat kota ? Namun sejumlah itu yang memberikan tandatangan di daftar hadir. Berkah ? Ajaib ? Yang pasti saya selalu menanti dan yakin pada keajaiban. Itu saja.
Seorang ibu datang kepada saya. "Mas dimana dijual film "Aku Ingin" itu ?" Saya kaget. Lalu kami ngobrol. Ternyata ibu ini ingin menyelesaikan S2 dan puisi puisi Sapardi adalah tesis yang ia kerjakan.
Seorang bapak, bernama Mulyono yang mungkin sudah 65 tahun, mencoba memberika tanggapan ketika diskusi. Ia teman SD, SMP, SMA dan kuliah dari Sapardi. Bapak ini menjelaskan bahwa ia mengetahui benar, pada saat seperti apa puisi puisi itu dilahirkan.
Mungkin, akhirnya bapak Mulyono dan ibu S2 itu akan makin akrab dengan ber-sharing tentang sebuah peristiwa yang terjadi di pemutaran awal dari program rutin bulanan RumahDokumenter.
Seorang Astri, ia relawan, tinggal di Bantul yang malam itu juga datang , tetap hingga saat ini mencoba untuk mengkoleksi film film sastra Lontar.
122 orang di program awal, kata beberapa orang, sebuah langkah yang membanggakan. Tentu, ini membanggakan.
Apakah ini berkah dari baliho baliho besar 7 x 12 meter yang menjulang di titik titik pusat kota ? Namun sejumlah itu yang memberikan tandatangan di daftar hadir. Berkah ? Ajaib ? Yang pasti saya selalu menanti dan yakin pada keajaiban. Itu saja.
Seorang ibu datang kepada saya. "Mas dimana dijual film "Aku Ingin" itu ?" Saya kaget. Lalu kami ngobrol. Ternyata ibu ini ingin menyelesaikan S2 dan puisi puisi Sapardi adalah tesis yang ia kerjakan.
Seorang bapak, bernama Mulyono yang mungkin sudah 65 tahun, mencoba memberika tanggapan ketika diskusi. Ia teman SD, SMP, SMA dan kuliah dari Sapardi. Bapak ini menjelaskan bahwa ia mengetahui benar, pada saat seperti apa puisi puisi itu dilahirkan.
Mungkin, akhirnya bapak Mulyono dan ibu S2 itu akan makin akrab dengan ber-sharing tentang sebuah peristiwa yang terjadi di pemutaran awal dari program rutin bulanan RumahDokumenter.
Seorang Astri, ia relawan, tinggal di Bantul yang malam itu juga datang , tetap hingga saat ini mencoba untuk mengkoleksi film film sastra Lontar.
122 orang di program awal, kata beberapa orang, sebuah langkah yang membanggakan. Tentu, ini membanggakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar